Desain Pembelajaran
PENDEKATAN SISTEM PEMBELJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran dan pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah
bagi para guru memeberikan pelayanan belajara dan juga mempermudah bagi siswa
untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru dengan memelihara suasana
pembelajaran yang menyenangkan.
Menyusun perencanaan
dan desain pembelajaran, merupakan langkah penting agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara efektif. Oleh karena itu kami rasa perlu memahami hakikat
dari perencanaan pembelajaran. Dalam makalah ini akan membahas tentang “
pendekatan sistem pembelajaran dan hakikat perencanaan pembelajaran”
- Rumusan Masalah
A. Bagaimana
Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran?
B. Bagaimana
Hakikat Perencanaan Pembelajaran?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
Bagaimana Pendekatan Sistem Pembelajarn.
2. Mengetahui
Bagaimana Hakikat Perencana Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pendekatan
Sistem Dalam Pembelajaran
A.
Konsep
Dasar Sistem Pembelajaran
1. Pengertian
sistem
Sistem dapat diartikan sebagai satu
kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mecapai tujuan tertentu. Dari konsep tersebut
ada tiga ciri utama suatu sistem.
a. Setiap
sistem betujuan yaitu manusia sebagai organisme agar dapat melaksanakan tugas
kehidupannya. Tujuan keberadaan kendaraan sebagai suatu sistem, adalah agar
dapat mengantarkan penumpangnya lebh cepat, aman, dan nyaman. Tujuan keberadaan
lembaga pendidikan adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai
tujuan pendidikannya. Jadi, setiap sistem mesti memiliki tujuan yang
pasti. Tujuan itukah yang menggerakkan
sistem.
b. Setiap
sistem memiliki fungsi yaitu keberadaan komponen besert fungsinya, memiliki
kedudukan yang sangat penting. Dapat dipastikn tidak mungkin ada sistem tanpa
adanya komponen. Ada beberapa sifat komponen
c. untuk
menggerakan fungsi, suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen yaitu
keberadaan komponen beserta fungsinya memiliki kedudukan yang sangat penting.
Dapat
dipastikan tidak mungkin ada sistem tanpa adanya komponen. Ada beberapa sifat
komponen dalam suatu sistem. Pertama, dilihat dari fungsinya setiap komponen
ada komponen yang bersifat integral dan ada komponen yang tidak integral.
Komponen integral adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan
sistem itu sendiri. Artinya manakala komponen itu hilang, maka akan hilanglah
keberadaan suatu sistem. Sedangkan komponen tidak integral sama dengan komponen
pelengkap. Artinya, walaupun komponen itu tidak ada, maka tidak akan
memengaruhi keberadaan suatu sistem, walaupun mungkin akan mengganggu
perjalanan sistem itu sendiri. Kedua. Setiap komponen dalam suatu sistem
salaing berhubungan atau saling berinteraksi, saling memengaruhi, dan saling
berkaitan. Ketiga, setiap komponen dalm suatu sistem merupakan keseluruhan yang
bermakna. Dalam suatu sistem komponn-komponen itu bukan hanya bagian-bagian
yang terpisah, akan tetapi satu kesatuan yang bermakna. Keempat, setiap
komponen, dalam suatu sisem adalah bagian dari sistem yang lebih besar.
Kompenen-komponen dalam suatu sistem pada dasarnya adalah subsistem dari suatu
sistem. Ini berarti komponen-komponen itu pada dasarnya membentuk sisten
tersendiri yang lebih kecil.
2. Sistem
pembelajaran
Sistem
pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur- unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan (Hamalik, 2003).
Sebagai suatu sistem
seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan
yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran
adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan utama sistem
pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan.
Dari uraian tersebut,
maka jelas tugas seorang desainer pembelajaran meliputi tiga hal pokok yaitu:
·
Sebagai perencana yakni
mengorganisasikan semua unsur yang ada agar berfungsi dengan baik, sebab
manakala salah satu unsur tidak bekerja dengan baik maka akan merusak sistem itu
sendiri
·
Sebagai pengelola implementasi sesuai
dengan prosedur dan jadwal yang direncanakan
·
Mengevaluasi keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan untuk menentukan evektivitas dan efisiensi sistem pembelajara
B.
Manfaat
Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran
1. Melalui
pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan
jelas. Perumusan tujuan merupakan salah satu karakteristik pendekatan sistem.
Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada dasarnyadiarahkan untuk mencapai
tujuan. Oleh sebab itu, melalui pendekatan sistem setiap guru dapat lebih
memahami tujuan dan arah pembelajaran, sehingga melalui tujuan yang jelas,
bukan saja dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran dan pengembangan
komponen lainnya, akan tetapi juga dapat dijadikan kriteria efektivitas proses
pembelajaran.
2. Pendekatan
sistem pembelajaran menuntun gurupada kegiatan yang sistematis. Berpikir secara
sistem adalah berpikir runtur, sehingga melalui langkah-langkah yang yang jelas
dan pasti memungkinka hasil yang diperoleh akan maksimal. Sebab melalui langkah
yang sistematis kita dituntun untuk melakukan proses pembelajaran setahap demi
setahap dari seluruh rangkaian kegiatan, sehingga kemungkinan kegagalam dapat
dihindari.
3. Pendekatan
sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan
sumber daya yang tersedia. Sistem dirangkan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara optimal. Sistem dirancang agar tujuan pembelajran dapat dicapai
secara optimal.
4. Pendekatan
sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui proses umpan balik dalam
pendekatan sistem, hal ini sangat penting sebab mencapai tujuan merupakan
tujuan utama dalam berpikir sistematik.
C.
Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang
harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan
segala potensi dan sumber belajar yang ada. Perencanaan pembelajaran mengarah
pada proses penerjemaahan kurikulum yang berlaku. Sedangkan desain pembelajaran
menekankan pada merancang program pembelajaran untukmembantu proses
pembelajaran siswa.
a. Siswa
Proses
pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Maka proses pengembangan perencanaan dan desain
pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya,
keputusan keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan
kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajaar, dan gaya belajar siswa itu
sendiri.
b. Tujuan
Tujuan adalah
komponnen penting dalam pembelajaran setelah komponen siswa sebagai subjek
belajar.Dalam konteks pendidikan, persoalan tujuan merupakan persoalan tentang
misi dan visi suatu lembaga pendidikan itu sendiri artinya tujuan
penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu
sendiri
Tujuan tujuan mmerupakan arah yang harus
dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Artinya tujuan tujuan kkhusus,
yang dirumuskan harus berorientasi pda pencapaian tujuan umum tersebut. Tujuan
tujuan khusus yang direncanakan oleh guru meliputi:
·
Pengetahuan, informasi sertaa pemahaman
sebagai bidang kognitif.
·
Sikap dan apresiasi sebagai tujuan
bidang afektif
·
Berbagai kemampua sebagai bidang
pisikomotorik dalam konteks pembelajaran, tujuan khusus dirumuskan sebagai
tekhnik untuk mencapai untuk mencapai tujuan pendidikan
c. Kondisi
Kondisi
adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat mencapai
tujuan khusus. Pengalaman belajar harus mendorong agar siswa aktif belajar baik
secara fisik mapun non fisik.
Merencanakan pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan pada siswa
untuk belajar seusai dengan gaya belajarnya sendiri. Demikian dalam mendasain
pembelajaran desainer perlu menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar dengan
penuh motivasi dan penuh gairah, oleh sebab itu, tugas guru adalah
memfasilitasi pada siswa agar mereka belajar sesuai dengan minat, motivasi, dan
gayanya sendiri.
d. Sumber-
sumber belajar
Sumber
belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar. Didalamnya meliputi lingkungan fisik seperti
tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan, personal seperti guru,
petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik
langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar.
Dalam proses merencanakan pembelajaran, perencana harus dapat menggambarkan
apa yang harus dilakukan guru dan siswa
dalam memanfaatkan sumber belajar secara optimal.
e. Hasil
belajar
Hasil
belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan
tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam
kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru
dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran. Sedangkan, tugas
seorang desainer dalam menentukan hasil belajar selain menentukan instrumen
juga perlu merancang cara menggunakan instrumen beserta kriteria
keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan ktriteria yang jelas
dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau
bahan pelajaran.
D.
Kriteria
dan Variabel-variabel yang dapat Memengaruhi Sistem Pembelajaran
1. Hasil
belajar sebagai kriteria keberhasilan sistem pembelajaran
Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari
dua aspek , yakni aspek produk dan aspek proses. Kedua sisi ini sama penting
nya, bagaikan dua buah sayap pada seekor burung. Seekor burung tidak mungkin
dapat terbang hanya mengandalkan satu sayap. Burung dapat terbang sempurna
manakala kedua sayapnya berrfungsi secara sempurna. Demikian juga pembelajaran
ditentukan oleh sisi produk dan sisi proses. Keberhasilan pembejalajaran yang
hanya dilihat dari suatu sisi saja tidak akan sempurna.
Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil
yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran dilihar dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya,
akan tetappi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses
yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Dengan kata lain keberhasilan
pemebelajaran yang hanya melihat sisi hasil sama halnya dengan mengerdilkan
makna pemebelajaran itu sendiri.
Dewasa
ini, dengan sistem kelulusan diukur dari keberhasilan siswa dapat menjawab
soal-soal tes seperti yang disajikan dalam soal ujian Negara, maka kriteria
terhadap hasil belajar menjadi tren bagi guru-guru kita. Dengan demikia
strategi-srategi pembelajaran yang berorientasi pada proses belajar seperti
CTL, problem solving, inkuiri, dan lain sebagainya menjadi tidak bermakna.
Guru-guru di sekolah yang berperan sebagai manager of teaching berupaya dengan
sekuat tenaga agar siswa dapat mampu menjawab soal-soal yang diprediksi akan
keluar dalam ujian secara cepat dan tepat. Sehingga maknanya adalah telah
mempersempit pengertian kompetensi sebagai perpaduan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang dapat diimplementasikan pada cara bertindak sehari-hari
menjadi kemampuan menjawab soal-soal ujian dalam mata pelajaran yang diujikan.
Manakala kita menetapkan kriteria keberhasilan pendidikan diukur dari hasil
belajar seperti itu, maka perlu konsisten bahwa tujuan tujuan pendidikan yang
paling utama adalah penguasaan materi pelajaran bukan pembentukan sikap mandiri
yang kreatif, berakhlak mulia, dan memiliki tanggung jawab.
2. Variabel
yang berpengaruh terhadap keberhasilan sistem pembelajaran
a. Faktor
guru
Keberhasilan
suatu sistem pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Hal ini
disebabkan guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa.
Dalam sistem pembelajaran guru bisa berperan sebagai perencana (planer) atau
desainer (designer) pemeblajaran, sebagai implementator dan atau mungkin
keduanya. Sebagai perencana guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum
yag berlaku, karakteristik siswa, fasilitas, dan sumber yang ada, sehingga
semuanya dijadikan komponen- komponen dalam menyusun rencana dan desain
pembelajaran.
Dalam
melaksanakan perannya sebagai implementator rencana dan desain pembelajaran
guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang
diajarnya akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learnig).
Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh
karenanya keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kualitas atau kemampuan guru.
b. Faktor
siswa
Siswa
adalah organisme yang unik berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan
anak adalah perkembangan seluruk aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan
irama perkembangan masing- masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.
Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama
itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Aspek latar belakang
meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran dan tempat tinggal siswa,
tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana, dan sebagainya.
Sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar,
pengetahuan dan sikap.
Tidak
dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat
dikelompokkan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Perbedaan-perbedaan semacam itu menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam
penempatan atau pengelompokkan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam
menyesuaikan gaya belajar. Demikian juga halnya dengan tingkat pengetahuan
siswa, sikap dan penampilan siswa dalam proses pembelajaran juga merupakan
aspek lain yang dapat memengaruhi sistem pembelajaran. Oleh sebab itu, faktor
siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi
pembelajaran.
c. Factor
sarana dan prasarana
Sarana
dalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses
pembelajaran seperti, media pemebalajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan
sekolah, dan sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang tidak
langsung dapat mendukung keberhasilan proses pemebelajaran misalnya, jalan menuju
sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Terdapat
beberapa keuntungan bagi sekolah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana.
Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi
guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai proses
penyampaian materi pelajaran sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Kedua, kelengkapan sarana dan prasarana dapat
memberikan bebagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya
memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertife auditif akam mudah
belajar melalui pendengaran sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah
belajar melalui penglihatan. Kelengkapan sarana dan prasarana akan memudahkan
siswa-siswa menentukan pilihan dalam belajar.
d. Faktor
lingkungan
Dilihat
dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memengaruhi proses
pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial- psikologis.
Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas
merupakan aspek penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran. Organisasi
kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Maka jumlah anggota kelompok besar akan krang menguntungkan dalam
menciptakan iklim belajar mengajar yang baik.
Faktor
lain dari dimensi lingkungan yang dapat memengaruhi proses pembelajaran adalah
faktor iklim sosial-psikologis, maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi
secara internal atau eksternal.
Iklim sosial-psikologis
secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan
sekolah, misalnya iklim sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan
guru, antara guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Iklim
sosial-psikologis eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah
dengan dunia luar, misalnya hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan
sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat, danlain sebagainya. Dengan demikian
juga, sekolah yang memiliki hubungan yang baik dengan lembaga-lembaga luar akan
menambah kelancaran program-program sekolah sehingga upaya-upaya sekolah dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran akan mendapat dukungan dari pihak lain.
2.
Hakikat
Perencanaan Pembelajaran
A.
Penegertian
Perencanaan Pembelajaran
Dilihat
dari terminologinya, perencaan pembelajaran terdiri dari atas dua kata, yakni
kata perencanaan dan kata pembelajaran. Diantaranya:
Pertama,
perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu
perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui
analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah
–langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ely (1979),
mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara
berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.
Dari
pendapat di atas, maka setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur
sebagai berikut:
1. Adanya
tujuan yang harus dicapai
2. Adanya
strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber
daya yang dapat mendukung
4. Implementasi
setiap keputusan
Tujuan merupakan arahan yang harus
dicapai. Agar perencanaan dapat disusun dan ditemukan dengan baik, maka yujuan
itu perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur.
Strategi berkaitan dengan penetapan
keputusan yang harus dilakukan oleh seseorang perencana, mislanya keputusan
tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, pembagian tugas dan wewenang setiap orang yang terlibat.
Penetapan sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, didalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana yang
diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainny, misalnya pemanfaatan waktu
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Implementasi adalah pelaksanaan dari
strategi dan penetapan sumber daya. Implementasi merupakan unsur penting dalam
proses perencanaan. Jadi perencanaan merupakan hasil proses berfikir yang
mendalam atau perencanaan adalah awal darisemua proses suatu pelaksanaan
kegiatan yangbersifat rasional. Maka seorang perencana harus dapat
menvisualisasikan arah dan tujuan yang harus dicapai serta bagaimana cara untu
mencapai tujuan tersebut melalui pemanfaatan bebagai potensi yang ada agar
proses pencapaian tjuan itu efektif dan efisien.
Kedua arti pembelajaran, dapat diartikan
sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala
potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari siswa itu sendiri
seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimilki termasuk gaya belajar
maupun potensi yang ada diluar diri siswaseperti lingkungan, sarana dan sumber
belajarsebgaai upaya untuk mencapai tujan belajar tertentu. Sering terjadi,
dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, antara guru dan siswa tidak
berhubungan. Guru asik menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas,
sementara itu dibangku siswa juga asyikdengan kegiatannya sendiri melamun,
mengobrol atau bahkan mengantuk. Dalam
peristiwa semacam ini tidak terjadi proses pembelajaran karena komponen penting
dalam sistem pembelajaran tidak terjadi kerjasama.
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya
adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif,
afektif maupun psikomotorik. Pengembangan prilaku dalam bidang kognitif secara
sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan
penambahan wawasan dan penambahan informasi agar pengetahuan siswa lebih baik.
Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa
baik pengembangan sikap siswa dalam arti sempit maupun dalam arti
luas. Dalam arti sempit adalah sikap siswa terhadap bahan dan proses
pembelajaran sedangkan dalam arti luas adalah pengembangan sikap sesuai dengan
norma-norma masyarkat. Dari kedua makna tetang konsep perencanaan dan konsep
pembelajaran, maka dapat di simpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah
proses pengembaliaan keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran
dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dari sumber belajar yang ada.
Dari konsep tersebut, maka jelas
perencanaan pembelajaran memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Perencanaan
pembelajaran merupakan hasil proses berpikir, artinya suatu perencanaan
pembelajaran di susun tidak asal-asalan akan tetapi di susun dengan
memepertimbangkan segala asfek yang mungkin dapat berpengaruh, disamping
disusun dengan memepertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat
mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran
2. Perencanaan
pembelarjaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Hal ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembelajaran dalah
ketercapaian tujuan
3. Perencanaan
pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksankan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu perencanaa pembelajaran dapat berfungsi
sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
B.
Pentingnya
Perencanaan Pembelajaran
Seorang pekerja
profesional, sebelum ia melalukan pekerjannya sesaui dengan
keahlainnya ia akan
melakukan kegitan perencanaan terlebih dahulu . Bagi seorang
profesionalmerencanakan sesuatu dengan tugas dan tanggung jawab profesinnya
merupakan tahapan
yang
tidak boleh ditinggalkan. Menurut
Deshimer(1990) ada dua alasan perlunya
perencanaan pertama,
hakikat manusia memilki kemampuan dan pilihan untuk beraksi sesuai dengan
pandangnnya. Kedua, setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan
satu dengan lainnyahingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksankan
berbagai aktivitas.
Mengapa
perencanaan pembelajaran dibutuhkan ? hal ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya:
1. Pembelajaran
adalah proses yng bertujuan
2. Pemebelajaran
adalah proses kerja sama
3. Proses
pembelajaran adalah proses yang kompleks
4. Proses
pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai saranadan prasarana
yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Maka perencanaan
pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana. Proses
perencanaan memerlukan pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebgaia
pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran.
C.
Manfaat
Dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1. Manfaat
Perencanaan
a. Melalui
proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang
bersifat untung-untungan, artinya dengan perencnaan yang matang dan akurat,
kita akan mampu memprediksi beberapa besar keberhasilan yang akan dapat
dicapai.maka dari itu seorang guru harus memahami dengan jelas tujuan apa yang
harus dicapai oleh siswa, strategi apa yang harus dilakukan, media dan sumber
belajar apa yang harus digunakan tentu saja pembelajaran akan berlangsung
sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka seorang guru harus merencanakan
pengelolaan dan pengajaran yang matang.
b. Sebagai
alat untuk memecahkan masalah. Seseorang perencana yang baik akan dapat
memprediksi kesulitan apa yang akan dihadapai oleh siswa dalam mempelajari
materi pelajaran tertentu. Dengan perencanaan yang matang seorang guru akan
dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul.
c. Untuk
memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
d. Perencanaan
akan dapat membuat pelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses
pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi berlangsung secara
terarah dan terorganisir.
2. Fungsi
Perencanaan
a. Fungsi
kreatif
Pembelajaran
dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan umpan balik
yang dapat menggambarkan berbagi kelemahan yang terjadi.memalaui umpan balik
itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru
akan selalu memperbaiki berbagai kelemhan dan menemukan hal-hal baru.
b. Fungsi
inovatif
c. Fungsi
selektif
Melalui
proses perencanan kita dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih
efektif dan efisien untuk dikembangkan.
d. Fungsi
Komunikatif
Dokumen
perencanaan harus dapat mengomunikasikan kepada setiap orang baik tentang
tujuan hasil yang ingin di capai, strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat
dilakukan.
e. Fungsi
prediktif
Perencanaan
disusun secara benar dan akurat dapat
mengembangkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatmen sesuai
dengan program yang disusun.
f. Fungsi
akurasi
Sering
terjadi guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga mereka merasa waktu yang
tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari siswa.
Akibatnya, proses pembelajaran berjala tidak normal lagi, sebab kriteria
keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah disampaikan pada
siswa tidak peduli materi itu dipahami atau tidak. Perencanaan yang matang
dapat menghindari hal tersebut.
g. Fungsi
Pencapaian tujuan
Mengajar
bukanlah sekedar menyampaikan materi, akan tetapi membentuk manusia secara
utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang dalam aspek intelektual saja, akan
tetapi juga dalam sikap dan keterampilan . dengan demikian pembelajaran
memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yakni sisi hasil proses belajar melalui
perencanaan.
h. Fungsi
Kontrol
Mengontrol
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu . melalui perencanaan kita
dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa,
materi mana yang sudah dan belum dipahami oleh siswa.
D.
Kriteria
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Kriteria Perencanaan Pembelajaran diantaranya:
1. Signifikansi
Signifikansi
dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya, adalah bahwa
perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan
efektif dan efisien. Dimana seorang guru
dalam proses pembelajarannya hendaknya guru guru berpedoman pada perencanaan
yang telah disusunnya.
2. Relevan
Relevan
artinya sesuai. Nailai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan
yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun ekstrnal.
Kesesuain internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku sedangkan kesesuaian ekstrnal mengandung makna bahwa
perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa
3. Kepastian
Nilai
kepastian bermkana bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif
–alternatif yang bisa dipilih, akan tetapi berisi langkah-langkah pasti yang
dapat dilakukan secara sistematis.
4. Adaptasibilitas
Perencanaan
pembelajaran hendaknya bersofat lentur atau tidak kaku. Misalnya perencanaan
pembeljaran ini dapat diimplementasikan manakala memiliki prinsip syarat-syarat
tertentu, maka perencanaan pemeblajaran tidak dapat digunakan.
5. Kesederhanaan
Perencanaan
pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah diterjemaahkan dan mudah
diimplementasikan .
6. Prediktif
Perencanaan
pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat, artinya perencanaan
yang dapat menggambarkan”apa yang akan terjadi, seandainya....”.daya ramal ini
sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjasi,
dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.
E.
Langkah
–langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan
komponen-komponen dalam sistem pembelajara ada beberapa langkah-langkah dalam
penyusunan perencanaan pembelajaran yaitu sebagi berikut:
1. Merumuskan
Tujuan Khusus
Dalam
merancang pembelajaran tugas pertama guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran
khusus beserta materi pembelajarannya. Sebab tugas yang bersifat umum itu
dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menerjemaahkan
tujuan umum pembelajaran menjadi tujuan yang spesifik. Tujuan yang spesifik itu
dirumuskan sebagai indikator hasil belajar. Fungsi rumusan pembelajaran khusus
adalah sebagai teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran umum. Dengan demikian,
maka percapaian tujuan-tujuan khusus dalam proses pembelajaran, merupakan
indikator pencapaian tujuan umum.
Rumusan tujuan pembelajran harus mencakup 3 aspek penting yang
diistilahkan oleh Bloom(1965) merupaka domain kognitif, afektif dan domain
psikomotor.
a. Domain
Kognitif
Domain Kognitif adalah
tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan aspek intelektual siswa,
melalui penguasaan penngetahuan dan informasi. Seperti penguasaan mengenai data
dan fakta, konsep generalisasi.
b. Sikap
Dan Apresiasi
Domain sikap adalah
domain yang berhungan dengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu
hal. Domain aktif bersntuhan dengan aspek psikologis yang suit, untuk
didefinisikan pada bentuk tingkah laku yang dapat diukur.
c. Keterampilan
dan Penampilan
Domain keterampilan
adalah domain yang menggambarkan kemampuan atau keterampilan(skill) seseorang
yang dapat dilihat dari unjuk kerja
2. Pengalaman
Belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal,
akan tetapi proses berpengalaman, oleh sebab itu siswa harus didorong secara
aktif melakukan kegiatan tertentu. Diamana bisa dengan cara melakukan kegiatan
wawancara, observasi, dan lain sebagainya atau juga bisa melalui ganbar atau
foto kita dapat melatih kemampuan siswa untuk mengembangkan kemampuan
berimajinasi yang dapat merangsang perkembangkan mental dan kecerdasan siswa.
3. Kegiatan
Belajar Mengajar
Menentukan
kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya kita dapat merancang
melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok
adalah pembelajarn yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikalyakni
pembelajran dimana dimana setiap siswa belajar secara kelompok baik dalam
kelompok besar atau kelompok kecil. Sedangkan pembelajarn individual adalah
pembelajaran dimana siswa belajar secara mandiri melalui bahan belajar yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan
kemampuan masing-masing
4. Orang
–orang Yang Terlibat
Perencnaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem juga bertanggung jawabdalam menentukan orang
yang akan membantu dalam proses pemeblajaran. Orang-orang yang akan terlibat
dalam proses pembelajaran khususnya yang berpran sebagai sumber belajar
meliputi instruktur atau guru, dan juga tenaga profesional.
Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebgai pengelola
pembelajaran. Dalam pelaksanaan peran tersebutdi antaranya guru berfungsi
sebgai penyampai informasi. Agar guru dapat melaksankan fungsi dan tugasnya
secara baik, maka guru harus memilki kemampuan untuk berbicara, serta
berkomunikasi menggunakan berbagai media. Peran yang lain sebagai guru adalah
mengatur lingkungan belajar untuk memberikan pengalaman belajar yang memadai
bagi setiap siswa.
5. Bahan
dan Alat
a. Keberagaman
kemampuan intelektual siswa
b. Jumlah
dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c. Tipe-tipe
media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d. Berbagai
alternatif pengalam belajar untuk mencapi tujuan pembelajaran
e. Bahan
dan alat yang dapat dimanfaatkan
f. Fasilitas
fisik yang tersedia
6. Fasilitas
Fisik
Fasilitas
fisik merupakan faktor yang akan berpengrauh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruang kelas, pusat media, labolatorium,
atau ruangan untuk kelas berukuran besar. Guru da siswa akana bekerjasama
menggunkana bahan pelajaran, ,memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain
sebagainya.
7. Perencanaan
Evaluasi
Prosedur
evaluasi merupakan faktor penting dalam sebuah sistem perencanaan pembelajaran.
Melalui evaluasi kita dapat melihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil
belajar siswa akan memberikan informasi tentang:
a. Kelemahan
dalam perencanaan pembelajaran, yakni mengenai isis pelajaran, prosedur
pembelajaran dan juga bahan-bahan pelajaran yang digunakan
b. Kekeliruan
mendiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar
c. Kelengkapan
tujuan pembelajaran khusus
d. Kelemhan-kelemahan
instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
BAB
III
A.
Kesimpulan
1. Sistem
dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berhubungan untuk mecapai tujuan
tertentu. Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang
meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Hamalik, 2003).
Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang
membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran. Tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa
mencapai tujuan.
Dimana dalam pendekatan sistem dalam
pembelajaran terdapat konsepdasar sistem pembelajaran, manfaat pendekatan
sistem dalam pembelajaran sehingga terdapat komponen –komponen sistem
pembelajaran dan dijadikan kriteria dan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi sistem pembelajaran.
2. Hakikat
perencanaan pembelajarn
Dilihat
dari terminologinya, perencaan pembelajaran terdiri dari atas dua kata, yakni kata
perencanaan dan kata pembelajaran. Diantaranya:
Pertama,
perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu
perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui
analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah
–langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. perencanaan
pembelajaran sangat dibutuhkan karena hal ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya:
5. Pembelajaran
adalah proses yng bertujuan
6. Pemebelajaran
adalah proses kerja sama
7. Proses
pembelajaran adalah proses yang kompleks
Proses pembelajaran akan efektif manakala
memanfaatkan berbagai saranadan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan
berbagai sumber belajar. Maka perencanaan pembelajaran merupakan proses yang
kompleks dan tidak sederhana. Proses perencanaan memerlukan pemikiran yang
matang, sehingga akan berfungsi sebgaia pedoman dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Melalui proses perencanaan yang matang,
kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan, artinya
dengan perencnaan yang matang dan akurat, kita akan mampu memprediksi beberapa
besar keberhasilan yang akan dapat dicapai.maka dari itu seorang guru harus
memahami dengan jelas tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, strategi apa
yang harus dilakukan, media dan sumber belajar apa yang harus digunakan tentu
saja pembelajaran akan berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka
seorang guru harus merencanakan pengelolaan dan pengajaran yang matang.
B.
Kritik dan Saran
Penulisan
makalah ini memang belum sempurna oleh sebab itu, kami memita kritik dan saran
dari Dosen Pembingbing. Karena kritik dan saran tersebut bisa kami jadikan
suatu pelajaran berharga untuk kedepannya dan bisa untuk menyempurnakan makalah
kami yang masih banyak kekurangan.
Daftar Pustak
Sanjaya,
Wina.(20108).Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta:Kencana,
Prenada Media Group.
Komentar
Posting Komentar