Metode pembelajaran IPS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam proses
belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti mengharapkan agar mencapai hasil
yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar
siswa berhasil dalam belajarnya dan siswa pun mengharapkan guru dapat mengajar
dengan baik sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Dalam kenyataan,
harapan itu tidak selalu terwujud, sebab masih banyak siswa yang tidak memperoleh
hasil belajar yang memuaskan. Ada siswa yang mendapatkan nilai tinggi, ada pula
yang mendapatkan nilai rendah, dan bahkan ada pula siswa yang harus tinggal dalam
mencapai tujuan belajar. Pembelajaran merupakan suatu upaya guru untuk membantu
siswa mengembangkan potensi intelektualnya agar berkembang secara optimal.
Guru dalam
pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya
dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh
guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar
(Wahab, 1986), demikian pula kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan
metode pembelajaran.
Berdasarkan analisis konseptual dan kondisi
pendidikan IPS ditingkat persekolahan (Hasan, 1988), ternyata masih banyak guru
yang belum memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam memilih,
serta menggunakan berbagai metode pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim
pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar, dan banyak diantara guru
yang tidak memiliki kurikulum tertulis yang merupakan pedoman dasar dalam
pemilihan metode pembelajaran. Disamping itu, tidak sedikit siswa mengalami
kesulitan dalam mengikuti pelajaran dikarenakan metode pembelajaran yang
dipilih dan digunakan oleh guru dirasakan kurang tepat.
Dengan
demikian proses belajar-mengajar (PBM) akan berlangsung secara kaku, sehingga
kurang mendukung pengembangan pengetahuan, sikap, moral, dan keterampilan siswa.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan metode pembelajaran?
2. Apa tujuan
dan manfaat penggunaan metode pembelajaran?
3. Apa saja
macam-macam metode pembelajaran IPS di kelas tinggi?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian metode pembelajaran
2.
Mengetahui apa
saja tujuan dan manfaat penggunaan metode
pembelajaran
3.
Mengetahui
macam-macam metode pembelajaran IPS di kelas tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran terdiri dari dua kata, yakni “metode” dan “pembelajaran”. Ditinjua
dari segi etimologis (bahasa) metode berasala dari bahasa Yunani yaitu
methodos. Kata ini berasala dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti “
melewati” atau “ melalui”, dan hodos yang berarti ” jalan” atau “cara”. Oleh
karena itu, metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai
tujuan.
Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan term method dan way yang mempunyai arti metode
dan cara. Dalam bahasa Arab, kata metode
diungkapkan dalam berbagai kata seperti al-thariqoh( jalan), al- manhaj(
sistem) dan al- wasilah( mediator atau perantara). Dengan demikian, kata arab
yang berarti dekat dengan atri metode adalah al-thariqoh. Selain itu, menurut
Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam kapita selekta pendidikan islam (1999:114),
metode berasala dari kata “ meta” berarti melalui dan “hodos” yang berarti
jalan.
Jadi
metode adalah jalan yang harus di lalui utnuk mencapai suatu tujuan. Menurut
W.J.S. Poerwadarminta dalam kamus besar bhs. Indonesia (1999:767), metode
adalah cara yang telah di atur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud. Di Indonesia, metode kerap diartikan sebahagai pendekatan, strategi,
model, atau tehnik pembelajaran, sehingga penggunaannya juga sering bergantian.
Pada initinya, metode merupakan suatu cara yang tepat dan cepat untuk meraih
tujuan pendidikan, sesaui dengan kebutuhan siswa.
B.
Tujuan Metode Pembelajaran
Mulyani Sumantri (2001: 116) mengemukakan
tujuan penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan pengertian tiap-tiap metode mengajar yang dibahas;
2) Menerangkan tujuan yang dicanangkan dari penggunaan setiap metode mengajar;
3) Mengungkapkan relatif penggunaan tiap-tiap metode mengajar dalam pengajaran;
4) Menyebutkan berbagai kekuatan dan keterbatasan tiap-tiap penggunaan metode mengajar;
5) Menjelaskan prosedur penggunaan tiap-tiap metode dalam pengajaran; dan
6) Merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tiap-tiap metode mengajar.
1) Menjelaskan pengertian tiap-tiap metode mengajar yang dibahas;
2) Menerangkan tujuan yang dicanangkan dari penggunaan setiap metode mengajar;
3) Mengungkapkan relatif penggunaan tiap-tiap metode mengajar dalam pengajaran;
4) Menyebutkan berbagai kekuatan dan keterbatasan tiap-tiap penggunaan metode mengajar;
5) Menjelaskan prosedur penggunaan tiap-tiap metode dalam pengajaran; dan
6) Merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tiap-tiap metode mengajar.
*Manfaat
Penggunaan Metode Pembelajaran
1.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat
atau gairah belajar siswa.
2.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
3.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berekspresi yang kreatif dari kepribadian siswa.
4.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan dan
dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan
inovasi ( pembaharuan ).
5.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang
bersifat verbalistik dan menggantinya, dengan pengalaman atau situasi nyata dan
bertujuan.
7.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan
nilai – nilai dan sikap – sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara
belajar yang baik dalam kehidupan sehari – hari.
8.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membimbing siswa agar dapat
atau mampu bertanggung jawab sendiri.( Jusuf Djajadisastra 1982)
Manfaat bagi Guru
1. Guru dapat menyajikan
bahan pelajaran dengan baik dan dapat diterima murid dengan baik.Sebagaimana
mana telah diutarakan di awal tadi, bahwa Bangsa Indonesia ini adalah bangsa
yang heterogen, sehingga sangat tidak cukup bila hanya dikembangkan satu metode
dalam pengajaran. Karena hal ini tentu akan menimbulkan konflik pada diri
setiap anak didik yang merasa hal itu tidak sesuai dengan dirinya. Sehingga apa
yang disampaikan oleh guru tidak mampu dicerna dengan baik. Tentu hal ini akan
berbeda kejadiannya bila sang guru menguasai berbagaimacam metode dan
menerapkannya langsung kepada anak didiknya.
2. Guru
dapat mengetahui lebih dari satu metode pembelajaran. Dengan mempelajari
berbagai metode pembelajaran, tentu guru tidak akan buta terhadap metode. Ia
akan terus mengembangkan metode tersebut untuk kemajuan pendidikan. Metode
pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan anak didik mengerti akan
pelajarannya amat banyak bentuknya , contoh seperti metode ceramah,
metodelatihan, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demontrasi dan masih
banyak lagi metode yang dapat dilakukan. Kesemuanya itu diadakan agar apa yang
disampaikan pendidik kepada peserta didik dapat dicerna dengan baik.
3. Guru akan lebih mudah
mengendalikan kelas.
Dengan menguasai banyak metode, guru leluasa mengatur kelasnya untuk
mengadakan suatu proses belajar, selain hal itu dapat menghemat tenaga guru,
juga dapat mempercepat proses belajar mengajar. Dengan berbagai bentuk metode,
guru akan lebih mudah mengontrol mana siswa yang aktif dan mana siswa yang
pasif.
4. Guru akan lebih kreatif dalam
mengatur suasana kelas.
Semakin kaya dengan metode maka guru akan semakin kreatif dalam membuat
suasana di dalam kelas. Guru yang kaya akan metode akan selalu menjadikan
suasan menyenangkan bagi para peserta didiknya. Sehingga kegiatan belajar
mengajar akan berjalan lancar.
5. kreatifitas
dalam menyalurkan ilmunya kepada anak didik akan lebih variatif.
Semakin banyak metode
yang dikuasai oleh guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada anak didiknya,
akan semakin mudah ia menyalurkan ilmunya. Walaupun ia menghadapi berbagai
macam perbedaan yang dimiliki oleh masing
C. Macam-macam
metode pembelajaran IPS di kelas tinggi
1. Inquiry
Leraning dan Discovery Learning
a. Pengertian
motode inquiry learning
Inkuiri merupakan model
pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi
serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan yang
dirumuskan. Dalam model pembelajaran inkuiri siswa terlibat secara mental dan
fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Kardi (2003: 3)
mendefinisikan inkuiri adalah model pembelajaran inquiry yang dirancang untuk
membimbing siswa bagaimana meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta.
Model inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam
model ini adalah mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam suatu
materi pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar.
b. Langkah
lngkah metode Inquiry Learning
Menurut Sanjaya (2006 :
201) mengemukakan secara umum bahwa proses pembelajaran yang menggunakan model
inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah
untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat
merangsang dan mengajak untuk berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka teki.
3. Mengajukan
hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang di kaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenarannya.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percodaan
atau eksperimen.
5.Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6.Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis.
c.
contoh pembelajaran yang menggunakan metode Inquiry Learning
Tahap
I
Guru : Siapa di antara
kamu yang pernah melihat danau ? Sungai ? Adakah di antara kamu yang pernah
melihat laut ? Seperti apakah sungai, danau, dan laut itu ?(Siswa menjawab
setiap pertanyaan. Kembangkan pertanyaan itu hingga para siswa menyebutkan
bahwa semua tempat itu berisi air ). Tahukah kamu bahwa lautan lebih luas
daripada daratan ? orang yang membuat peta dan globe mempunyai kesulitan karena
harus dapat meyakinkan orang lain wilayah mana yang berupa daratan dan wilayah
mana yang berbentuk lautan.
Tahap
2
Guru : Bagaimana
pembuat globe untuk mengatasi kesulitan itu ? Bagaimana pendapatmu tentang cara
menunjukkan lokasi perairan ? Kemungkinan jawaban siswa :
Ø Mungkin siswa menuliskan kata “ air “ pada
tempat yang ada airnya.
Ø Mungkin juga mereka menggambar gelombang pada
tempat yang ada air.
Ø Mereka mungkin mewarnai bagian / tempat yang
ada airnya.
Tahap
3
Guru
: Anggaplah bahwa kita adalah ilmuwan yang akan menguji pendapat siapa yang
paling cepat. Mari kita lihat bola dunia ini. ( Pegang bola dunia ini ) Coba
berikan nama laut ini ? ( Apabila kamu tidak tahu coba bantu oleh yang lainnya
). Baiklah, mari kita liat Laut Jawa. Ini ada di peta. Apa warnanya ? ( siswa
menjawab: “ biru “) Mari lihat pulau Samudra Indonesia. Inilah ada di peta. Apa
warnanya ? ( Siswa menjawab : warnanya sama – biru ).
Tahap
4
Beri
lagi pertanyaan untuk membuktikan bahwa mereka telah menguasainya. Beri pula
dorongan agar mereka bercerita atau menjelaskan apa yang telah mereka ketahui. Guru : berdasarkan
informasi yang telah kita ketahui, bagaiman pembuat bola dunia menggambar
lautan agar berbeda dengan simbol lainnya ? ( siswa menjawab : “ warnanya biru
“) Tahukah kamu mengapa pembuat bola dunia memilih cara membuat simbol laut
dengan warna biru ? Maksud saya, mengapa mereka tidak menuliskan “ air “ pada
tempat – tempat yang menunjukkan lautan atau menggambarkan gelombang ? ( Para
siswa menjawab : “Apabila pembuat bola dunia itu menuliskan kata “ air “ maka
ia harus menuliskan kata air berapa kali ?. karena ada wilayah perairan laut
sempit sehingga akan sulit menuliskan kata “ air “ untuk menunjukkan suatau
sungai. Menggambarkan gelombang untuk lautan mungkin saja, namun kesulitan
untuk sungai.)
Tahap
5
Tahap
ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain itu, pada tahap ini pun
dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat diterapkan dalam situasi
lainnya. Guru : Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu mengemukakan
simbol wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe) ? ( Siswa menjawab : “
Wilayah perairan itu digambarkan dengan warna biru “).
Marilah
kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah simbol yang dibuat untuk
wilayah perairan laut ? ( Guru dan siswa melihat – lihat peta dan bola dunia
lainnya ). Kesimpulannya : “ Umumnya pada peta dan bola dunia, warna biru digunakan
untuk menunjukkan perairan “.
d. kelebihan
dan kekurangan metode pembelajaran inquiry Learning
Menurut Sanjaya (2006:
208) bahwa model inkuiri memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,
diantaranya : Kelebihan
1. Model inkuiri merupakan model pembelajaran
yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,
secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2. Model inkuiri memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar meraka.
3. Model inkuiri merupakan model yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku.
4. Keuntungan lain adalah model
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan
terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kekurangan
1. Jika model inkuiri
digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa. 9
2. Model ini sulit
dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
3. Dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Semua kriteria keberhasilan
ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model inkuiri
akan sulit diimplemintasikan oleh setiap guru
2. Discavery Learning
a.
pengertian Discovery Learning
Metode pembelajaran discovery Learning
merupakan sebuah teori pembelajaran yang diartikan sebagai bentuk
proses belajar yang terjadi jika siswa tidak disuguhkan dengan pelajaran
dalam bentuk akhirnya.
b. langkah-langkah
Discovry Learning
Syah dalam Yunus Abidin
(2014:177) mengatakan bahwa tahapan atau langkah-langkah pembelajaran discovery
adalah sebagai berikut:
1.
Stimulasi
Pada
tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan dan
dirangsang untuk melakukan kegiatan penyelidikan guna menjawab kebingungan
tesebut. Kebingungan dalam diri siswa ini sejalan dengan adanya informasi yang
belum tuntas disajikan guru.
2.
Menyatakan
masalah
Pada
tahap ini siswa diarahkan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis.
3.
Pengumpulan
data .Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk melakukan kegiatan eksplorasi,
pencarian, dan penelusuran dalam rangka mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
yang relevan untuk membuktikan benar hipotesis yang telah diajukannya. Kegiatan
ini dapat dilakukan melalui aktivitas wawancara, kunjungan lapangan dan atau
kunjungan pustaka.
4.
Pengolahan data Pada
tahap ini siswa mengolah data dan informasi yang telah diperolehnya baik
melalui wawancara, observasi dan sebagainya.
5.
Pembuktian. Pada tahap
ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan hasil pengolahan data.
6.
Menarik kesimpulan.
Pada tahap ini siswa menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan verifikasi.
c.Contoh pembelajaran yang menggunakan metode Descovery Learning
d. Kelebihan dan kekurangan Descovery Learning
Kelebihan:
1.
Menumbuhkan rasa ingin tahu pembelajar
2.
Memungkinkan perkembangan keterampilan-keterampilan belajar sepanjang hayat
dari pembelajar.
3.
Membuat pengalaman belajar menjadi lebih bersifat personal
4.
Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi karena memberikan
kesempatan kepada mereka untuk melakukan eksperimen dan menemukan sesuatu untuk
diri mereka sendiri.
5. Membangun pengetahuan
berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh pembelajar sehingga
mereka dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam.
6. Mengembangkan
kemandirian dan otonomi pada diri pembelajar
7. Membuat pembelajar
bertanggungjawab terhadap kesalahan-kesalahan dan hasil-hasil yang mereka buat
selama proses belajar
8. Merupakan cara belajar
kebanyakan orang dewasa pada pekerjaan dan situasi kehidupan nyata
9. Merupakan suatu alasan
untuk mencatat prosedur-prosedur dan temuan-temuan - seperti mengulang
kesalahan-kesalahan, sebagai suatu cara untuk menganalisis apa yang telah
terjadi, dan suatu cara untuk mencatat atau merekam temuan yang luar biasa.
10. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan kreatif dan pemecahan masalah
11. Menemukan hal-hal baru
yang menarik yang belum terbayang sebelumnya setelah pengumpulan informasi dan
proses belajar
yang dilakukan
12. Mendukung partisipasi
aktif pembelajar dalam proses pembelajaran.
Kekurangan
1.
kadangkala terjadi kebingungan pada para pembelajar ketika tidak disediakan
semacam kerangka kerja, dan semacamnya.
2.
terbentuknya miskonsepsi
3.
pembelajar yang lemah mempunyai kecenderungan untuk belajar di bawah
standar yang diinginkan, dan guru seringkali gagal mendeteksi pembelajar
semacam ini (bahwa mereka membutuhkan remedi dan scaffolding)
3.Metode
bermain peran
a. Penegertian
metode Bermain peran
Metode
Bermain peran adalah suatu jenis teknis simulasi yang umunya digunakan untuk
pendidikan sosial dan hubungan anatrinsani. Teknik ini bertalian dengan study
kasus, tetapi kasus tersebut melibatka individu manusia dan tingah laku merka
atau interaksi individu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Para siswa
berpartisipasi sebagai pemain dengan peran terntentu atau sebagai pengamat
bergantung pada tujuan-tujuan dari penerapan teknik tersebut.
b. Langkah-langkah
metode bermain peran
1. Menghangatkan
suasana dan memotivasi peserta didik.
2. Memilih peran
3. Menyusun
tahap-tahap peran
4. Menyiapkan
pengamat
5. Pemeranan
6. Diskusi dan
evaluasi
7. Pemeranan
ulang
8. Diskusi dan
evaluasi tahap dua
9. Membagi
pengalaman dan mengambil kesimpulan
c. Contoh
pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran
d. Kelebihan
dan kekuarangn metode bermain peran
Adapun kelemahannya antara lain:
·
membutuhkan
waktu yang relative lebih lama dari waktu pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya,
·
aktivitas
dan pembelajaran cenderung akan didominasi oleh peserta didik yang biasa atau
senang berbicara sehingga peserta didik lainnya lebih banyak mengikuti jalan
pikiran peserta didik yang senang berbicara,
·
pembicaraan dapat menyimpang dari arah
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun kelebihannya antara lain:
·
siswa melatih
didrinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan di dramkan
·
siswa akan
terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif
·
bakat yang
terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh
bibit drma dari sekolah.
·
Kerjasama
antar pemian dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya
·
Siswa
memperoleh kebiasaan untuk mnerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamnya
·
Bahsa lisan
siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Sosio drama
a. Pengertian sosio drama adalah salah
satu metode mengjar bermain peran. Metode sisio drma berarti cara menyajikan
bahan pelajaran dengan memepertunjukan atau mempertontonkan atau menramakan
cara bertingkah laku dalam hubungan sosial. Istilah sosiodrama dan bermain
peran dalam metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan didalamnya
pelaksanaan dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti.
b. Langkah –langlah metode sosio drama
·
Bila sosio
drama ditetapkan dalam pengajran, maka hendaknya guru menerangkan terlebih
dahulu teknik pelaksanaannya dan menentukan dianatara siswa yang etpat untuk
memerankan lakon
·
Menerapkan
situasi dan masalah yang akan dimainkan
·
Penganturan
adegan dan kesipan mental dapat dilakukan sedemikan rupa
·
Setelah
sosio drama itu mencapai puncaknya maka guru dapat menghentikan jalannya drama
·
Guru dan
siswa dapat memberikan komentar atau kesimpulan untuk kegiatan
perbaikan-perbaikan selanjutnya.
c. Contoh pembelajaran sosio drama
Dalam
penelitian ini, hasil penilai-an yang diukur mencakup penilaian proses dan
hasil belajar. Penilaian proses menca-kup bagaimana antusias, keseriusan,
tang-gung jawab, kerjasama, serta interaksi antarsiswa pada saat pembelajaran
meng-gunakan metode sosiodrama diterapkan. Penilaian hasil belajar meliputi
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan menggunakan metode
sosio-drama. Tingkat pemahaman terhadap materi pada penelitian ini diukur
meng-gunakan tes evaluasi. yang dilakukan antara kelompok penga-mat, kelompok
peraga, dan guru. Tingkat keseriusan siswa sudah baik, kelompok peraga sudah
serius dalam melakukan per-mainan drama, sudah tidak banyak peme-ran yang
tertawa-tawa ketika drama sedang berlangsung. Kelompok pengamat juga se-rius
dalam mengamati peragaan drama. Pada siklus II secara keseluruhan, 24 dari 24
poin indikator yang terdapat dalam lembar observasi pelaksanaan drama sudah
tercapai. Maka persentase penilaian proses yang dicapai adalah 100%, sudah melebihi
target yang ditentukan (80%). Walaupun begitu, peragaan drama masih perlu
di-tingkatkan dalam hal intonasi dan ekspresi pemeran. Oleh karena itu,
dilakukanlah siklus III. Pada siklus III terlihat
bahwa antusiasme siswa baik, kelompok pe-ngamat mengamati drama dengan semangat
dan kelompok peraga memain-kan drama dengan antusias. Dalam hal tanggung jawab,
siswa sudah mampu bertanggungjawab dalam melaksanakan tu-gas mereka, baik tugas
secara kelompok maupun tugas individu. Kelompok peraga melakukan tugas mereka
untuk bermain peran dengan baik dan kelompok pengamat bersedia melakukan
pengamatan . Kerja-sama antar siswa baik, dapat dilihat dari kerjasama antar
kelompok peraga dalam memainkan drama dan kerjasama antar ke-lompok pengamatan
dalam mengamati ja-lannya drama. Interaksi siswa dengan sis-wa lain ataupun
guru juga menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari diskusi kelas yang
dilakukan antara kelompok penga-mat, kelompok peraga, dan guru. Tingkat
keseriusan siswa baik, kelompok pengamat serius dalam melakukan pengamatan
drama dan kelompok peraga bermain drama dengan serius. Pada siklus III secara
keseluruhan, 24 dari 24 poin indikator yang terdapat dalam lembar observasi
pe-laksanaan drama sudah tercapai. Maka persentase penilaian proses yang
dicapai adalah 100%, sudah mencapai target yang ditentukan (80%).
Penilaian
hasil belajar pada pene-litian ini dilakukan menggunakan tes eva-luasi belajar.
Soal evaluasi terdiri dari soal
Dalam
proses sosiodrama, kelas dibagi menjadi 3 kelompok. 1 kelompok bertugas sebagai
kelompok peraga dan 2 kelompok sebagai kelompok pengamat. Pada setiap siklus
terdapat 10 langkah pembelajaran sosiodrama, yaitu: 1) me-nentukan tema, (2)
menjelaskan masalah, (3) menentukan peran yang akan bermain, (4) menata
panggung, (5) melakukan per-mainan peran, (6) diskusi dan evaluasi, (7)
permainan peran lanjutan (ulang), (8) diskusi dan evaluasi kembali, (9) berbagi
pengalaman dan penarikan kesimpulan, (10) evaluasi akhir. Nilai proses yang
peneliti ukur dalam penelitian ini yaitu antusiasme, tanggung jawab, kerjasama,
keseriusan, serta interaksi siswa.
Pada
siklus I (Tabel 1) terlihat bahwa antusiasme siswa masih kurang, sebab kelompok
peraga drama masih malu-malu dan menahan diri untuk berekspresi
a. Kelebihan dan kekurangan sosiodrama
Kelebihan sosiodrama
1. siswa melatih didrinya untuk
melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan di dramkan
2. siswa akan terlatih untuk
berinisiatif dan berkreatif
3. bakat yang terdapat pada siswa dapat
dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit drma dari sekolah.
4. Kerjasama antar pemian dapat
ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya
5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk
mnerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamnya
6. Bahsa lisan siswa dapat dibina
menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Kekurangan
sosiodrama
1.
Sebagian
besar anak yang akan ikut bermain drama mereka menjadi kurang aktif
2.
Banyak
memakan waktu, persipan, pemahaman, isi bahan pelajaran, dan pelaksanaan
pertunjukan
3.
Memerlukan
tempat yang luas
4.
Kelas
lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton
5.Perbedaan
antara metode Inquary Learning dan Discovery Learning
Joyce, Weil, dan Calhoun (2000:46) mengemukakan bahwa
sumber energi utama inkuiri adalah tumbuhnya kesadaran diri siswa dalam
mencari, menemukan, memeriksa, dan merumuskan cara pemecahan masalah secara
mandiri. tujuan menggunakan metode inkuiri antara lain untuk mengembangkan
ketrampilan kognitif dalam penyelidikan dan memproses data, mengembangkan
logika untuk menyerap konsep-konsep yang berkualitas.
Inquiry dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.
Johnson dalam supriyono (2009:68) membedakan discovery learning dengan inquiry learning. Discovery terdapat pengalaman yang disebut ahaa experience yang dapat diartikan nah ini dia. Inquiry learning tidak selalu sampai pada proses ini. Hal ini karena karena proses akhir discovery learning adalah penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak pada kepuasan kegiatan meneliti. Discovery learning menekankan pada engalaman seperti yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penemuan suatu temuan. Inquiry berarti guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk melakukan prosedur yang digunakan oleh penelitian (rustaman, 2002:113). Persamaan discovery learning dan inquiry learning yaitu kedua pembelajaran tersebut menekankan pada masalah konstektual dan aktivitas penyelidikan.
6.Perbedaaan
antara metode bermain peran dan Sosio Drama
Kedua istilah
ini sosio draama dan bermian peran kadang-kadang juga disbut metode
dramatisasi. Dimaan sosio drama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan
jalan mendemostrasikan bentuk tingkah laku dalam hubungna sosial dan pada
metode bermain peran titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan
pengamatan indra ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi
Komentar
Posting Komentar