makalah Problemmatika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang Masalah
Agama islam diriwayatkan kepada Nabi Muhamad SAW adalah mengandung implikasi kependidikan yang bertujuan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam . dalam agama islam terkandung suatu potensi yang mengacu kepada dua fenomena perkembangan yaitu :
a)      Potensi psikologis dan pedagogis yang mempengaruhi manusia untuk menjadi sosok pribadi yang berkualitas dan menyandang derajat mulia melebihi makhluk-makhluk lainnya. Sebagaimana yang telah di firmankan oleh allah SWT . dalam surat Ali Imran ayat 110
“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada allah , sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
b)      Potensi pengembangan kehidupan manusia sebagai “kholifah” di muka bumi ini yang dinamis dan kreatif serta responsif terhadap lingkungan sekitarnya baik alamiah maupun ijtimaiyah. Dimana tuhan menjadi potensi sentral perkembangannya . Firman allah dalam Surat Al- Baqarah ayat 30 yang artinya “ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang kholifah dimuka bumi “
Untuk mengaktualisasikan dan memfungsikan potensi tersebut di atas di perlukan ikhtiar kependidikan yang sistematis berencana berdasarkan pendekatan dan wawasan interdisiplinier, karena manusia semakin kompleks. Komplesitas perkembangan sosial itu sendiri menunjukan interelasi dan interaksi dari berbagai fungsi aspek kepentingan.
Agama islam yang membawa nilai-nilai norma-norma kewahyuan bagi kepentingan hidup umat islam diatas bumi baru aktual dan fungsional bila diinternalisasikan ke dalam pribadi melalui proses kependidikan yang konsisten dan terarah pada tujuan.
Oleh karena itu proses kependidikan agama islam memerlukan konsep-konsep yang pada gilirannya dapat dikembangkan menjadi teori-teori yang teruji dalam praktisi di lapangan operasional . maka dengan teori pendidikan islam itulah, para pendidik muslim akan mengembangkan konsep-konsep baru sesuai dengan kebutuhan zaman dan tempat sehingga pendidikan agama islam akan terus berkembang. Mengacu kepada tuntutan masyarakat yang berkembang secara dinamis-konstruktif menuju masa depan yang lebih sejahtera dan maju.

1.2              Rumusan Masalah
2.      Berdasarkan latar belakang diatas dapat merumuskan sebagai berikut :
3.      Bagaimana problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD ?
4.      Bagaimana upaya-upaya dalam Mengatasi Problem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD ?

1.2              Tujuan
Dalam makalah ini bertujuan untuk :
1.      Menjelakan problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
2.      Menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengatasi problem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD










BAB 1I
PEMBAHASAN

2.1       Problemmatika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam kaitannya dengan pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah agar dapat berjalan dengan baik, tergantung dari beberapa faktor atau komponen yang dapat mendukung antara lain adalah faktor anak didik, faktor prndidik , kurikulum pembelajaran, alat-alat pembelajaran dan faktor lingkungan . akan tetapi dalam pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah ternyata tidak semulus dengan apa yang kita bayangkan, terutama dihadapkan pada berbagai macam problema .
Dalam makalah ini akan diuraikan satu persatu mengenai problem-problem yang terkaitdengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran pendidikan agama islam :
2.1.1        Problem Anak Didik
Pendidikan tidak terbatas pada pengertian dan penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan juga perkembangan jiwa dan penyesuaian diri dari anak didik terhadap kehidupan sosialnya. Anak didik adalah manusia yang senantiasa mengalami perkembangan sejak terlahir hingga meninggal.
Perkembangan disini artinya adanya perubahan-perubahan yang selalu terjadi dalam diri anak didik secara wajar, baik ditunjukan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian dengan lingkungannya. Tugas utama pendidik dalam perkembangan anak didik adalam membimbing perkembangan itu pada tiap tingkatannya serta meyakinkan bahwa cara-cara anak didik memenuhi kebutuhannya senantiasa sejalan dengan pola kehidupan sosialnya.
Bagi pendidik untuk dapat mengikuti tingkat-tingkat perkembangannya jiwa anak didik perlu mengenal kejiwaan serta kesanggupan-kesanggupanya. Hal ini akan memudahkan baginya untuk memasuka bahan-bahan pendidikan sesuai dengan tingkat kesanggupan anak didik pada tiap tingkat perkembangannya.

Ø    Sedangkan faktor-faktor yang menjadi problem pembelajaran pendidikan agama islam yang disebabkan oleh anak didik ini adalah :
a)   Anak didik mempunyai tingkat pengetahuan agama islam yang tidak sama adakalanya anak didik yang memiliki sekolah sudah memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang agama islam yang didapatkan dari pelajaran orang tuanya di rumahdengan demikian kesengajaan antara anak didik yang mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang agama yang memadai dengan anak didik yang belum memiliki dasar pengetahuan tentang agama, akn menjadi penghambat dalam pembelajaran pendidikan agama islam . seperti yang diungkapkan Zuhairini dkk :
Ø    “Bahwasannya anak yang sudah dilahirkan membawa fitrah beragam dan kemudian tergantung kepada pembelajaran pendidikan selanjutnya kalu mereka mendapat pendidikan agama dengan baik, maka meraka akan menjadi orang yang taat beragama pula, sebaliknya jika benih agama dibawah itu tidak dipupuk dan dibina dengan baik , maka anak akan tidak beragama”
a)   Anak didik mempunyai tingkat kecerdasan (IQ) yang berbeda, anak didik yang mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi akan lebih mudah menerima pelajaran agama dibandingkan dengan anak didik yang mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih rendah. Masalah ini juga akan menyebabkan faktor yang menjadi problem pembelajaran pendidikan agama islam yang diberika oleh pendidik.
b)   Anak didik kurang bersungguh-sungguh dalam belajar agama islam . amksudnya anak didik tersebut mempelajari agama islam bukan untuk membekali dirinya dengan pengetahuan agama sebagai sarana untuk melaksanakan ibadah kepada Allah swt, tetapi belajar agama hanya untuk mendapatkan nilai. Hal ini juga akan menjadi problem keberhasilan pembelajaran agama islam . karena tujuan pembelajaran pendidikan bukan hanya aspek kognitif saja tetapi yang penting agar anak didik dapat mengamalkan ajaran agama islam tersebut ke kehidupan sehari-hari.
c)   Problem anak didik yang paling mendasar ada pada keluarga anak didik tsb. Dalam arti, jika keluarga tersebut tingkat keagamaannya baik maka secara tidak langsung perkembangan pembelajarannya akan baik pula, sebaliknya jika tingkat keagamaan keluarganya minim, maka perkembangan anak didik  tidak akan berbeda jauh dengan hal tersebut. Jadi tingkat keberagamaan keluarga terutama orang tua akan sangat mempengaruhi dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SD.
d)  Kebiasaan yang di bawa anak didik dari keluarga dan masyarakat dimana dia tinggal. Ritual budaya keseharian anak didik dalam keluarga dan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pola interaksi pelajaran antar anak didik di kelas . hal demikian membuat permasalahan yang rumit dalam hal pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama islam di SD.
2.1.2   Problem Pendidik
Ø    pendidik merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran karena pendidik itulah yang akan bertanggung jawab dalam mendidik dan membimbing dalam proses belajar mengarah pembentukan kepribadian yang baik, cerdas, terampil, dan mempunyai wawasan atau cakrawala berfikir yang luas serta dapat bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup. Terutama pelajaran pendidikan agama islam yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran pada umumnya. Karena selain bertanggung jawab terhadap pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran islam. Ia juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT.
Ø    Perlu diingat bahwa pendidik tidak sekedar menolong, membimbing, tetapi pertolongan dan bimbingan itu haruslah disadari dan dapat menghubungkan semua tingkatannya dengan tujuan pendidikan yang dikehendaki. Disamping itu pendidik harus dapat menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang baik dan se-Islami mungkin bagi pembelajaran pendidikan agama islam khususnya, berpengetahuan luas dan yang lebih penting lagi bagaimana pengetahuan tersebut dapat diamalkan serta diyakini, bukan hanya sebagai pengetahuan semata.
Ø    Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus mampu menciptakan dan menstimulusi kondisi belajar anak didiknya dengan baik dan dapat merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.
Ø    Agar pendidik agama Islam dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, maka dibutuhkan adanya nyarat-syarat tertentu, disamping syarat-syarat yang harus dimiliki oleh pendidik pada umumnya :
1.   Mempunyai ijazah Formal
2.   Sehat jasmani dan rohani
3.   Berakhlak yang baik
4.   Memiliki pribadi mukmin, muslim, dan muhsin .
5.   Taat untuk menjalankan agama serta mampu memberikan tauladan yang baik kepada anak didik.
6.   Memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang kepada anak didiknya.
7.   Menguasai ilmu pengetahuan agama
8.   Tidak cacat rohani dan jasmani.
 Sebagai pelengkap syarat-syarat diatas, pendidik agama islam harus memiliki sifat -sifat :
a.    Zuhud , tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhoan allah
b.   Bersih jasmani dan rohani, penampilan lahiriyah menyenangkan dan mulia akhlaknya.
c.    Mengetahui ta’biat anak didik, yang mencakup pembawaa, kebiasaan , perasaan dan pemikiran.
d.   Menguasai mata pelajaran yang akan disampaikan.
Sedangkan problema pembelajaran pendidikan agama agama islam yang datang dari pendidik adalah :
a)   Seorang pendidik tidak dapat menanamkan jiwa saling mempercayai dan persaudaraan terhadap anak didiknya.
b)   Tidak adanya kerja sama antara pendidik dengan orang tua anak didik, sehingga menimbulkan pertentangan antara pembelajaran yang disampaikan pendidik di sekolah dengan pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua di rumah.
c)   Banyaknya pendidik yang kurang memiliki rasa pengabdian yang tinggi karena kurannya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan hidup para pendidik (guru) . maka dari itu kesejahteraan pendidik harus di perhatiakan.
d)  Pendidik merasa dalam pembelajaran agama islam hanya mempunyai tugas mengajar dalam artian menurut mereka ketika menghabiskan bahan pelajaran tugas mereka dianggap sudah selesai.
2.1.3   Problem Kurikulum
Setiap pembelajaran pendidikan agama islam memerlukan suatu perencanaan organisasi . kegiatan tersebut dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dalam pembelajaran pendidikan agama islam diperlukan adanya program yang mapan dan dapat mengantarkan proses penilaian dalam pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan kurikulum pendidikan. Pada dasarnya penyusunan kurikulum sudah dilakukan oleh tokoh islam sejak zaman dahulu, diantaranya Umar Bin Khattab. Beliau telah menulis kurikulum dan mengumumkannya kepada penguasa-penguasa islam yaitu, berbunyi ajarlah anak-anakmu berenang, berkuda, sampaikan kepada mereka pepatah-pepatahn yang berlaku dan sajak-sajak yang terbaik.
Dari sini dapat dimengerti bahwa kurikulum sangat berperan penting dalam dunia pendidikan yang dapat mengantarkan pendidikan dalam kancah medern karena bentuknya telah tersusun secara sistematis dan terperinci .
Secara umum problem-problem dalam faktor kurikulum adalah :
a.    Terlalu padatnya program yang berakibat tidak terlaksananya tujuan dari program yang direncanakan.
b.   Kurangnya jam pelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan materi pembelajaran pendidikan agama islam.
c.    Kurikulum yang ada tidak terorganisir dengan baik, sehingga sering terjadi pengulangan pokok bahasan (materi).
2.1.4         Problem Sarana dan Prasarana
Problem yang darang dari sarana dan prasarana :
1.   Seorang pendidik yang kurang cakap dalam menggunakan suatu alat pembelajaran , sehingga pelajaran yang disampaikan tidak dapat dipahami oleh anak didik.
2.   Dalam menentukan alat-alat yang akan dipakai seorang pendidik tidak memperhitungkan atau mempertimbangan pribadi peserta didiknya yang meliputi, jenis kelamin, umur, bakat, perkembangannya dan sebagainya . dengan demikian pembelajaran tidak akan membawa hasil yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3.   Hambatan yang lainnya terletak pada ruang dan waktu artinya seorang pendidik kurang mampu menempatkan waktu yang tepat dalam menjelaskan pelajaran, misalnya diwaktu siang ketika udara panas pelajaran yang menguras pikiran tidak tepat untuk diberikan kepada anak didik.
4.   Sebagian besar di sekolah-sekola SD tidak ada mushola dan tempat berwudhu .
5.   Diperpustakaan jarang sekali ada Al-Qur’an , sekalinya ada sudah lecet dan usang.




2.1.5        Problem lingkungan pembelajaran pendidikan agama islam
Faktor-faktor yang menjadi problem yang datang dari lingkungan antara lain:
a.    Lingkungan keluarga atau orang tua yang tidak aktif dalam menjalankan ajaran agama islam bahkan bersikap acuh tak acuh dengan aktivitas anaknya sehari-hari.
b.   Lingkungan kawan sehari-hari atau sering disebut sebagai lingkungan pergaulan yang tidak baik dapat mendatangkan pengaruh negatif yang sangat kuat bagi  perkembangan anak didik , dimana pengaruh yang datangnya dari kawan sulit sekali dihindari.
c.    Lingkungan masyarakat sekitarnya yang merupakan tempat hidup anak didik dalam bersosialisasi bukanlah masyarakat yang agamis.

2.2   Upaya Mengatasi Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Dalam menghadapi kemajuan zaman seperti saat ini maka pendidikan agama islam sangat perlu sekali untuk diberikan kepada anak didik. Namun dalam pelaksanaanya tidaklah semudah yang kita bayangkan . karena sebagai suatu aktivitas yang mempunyai tujuan tentunya problem-problem yang dihadapi sangatlah komplek. Sehingga dalam penyelesaiannya perlu adanya pemikiran dan pertimbangan yang matang serta rasa tanggung jawab yang tinggi. Maka dibawah ini upaya -upaya yang dilakukan oleh pendidik agama islam dalam mengatasi problematika pembelajaran agama islam di SD antara lain :
2.2.1        Anak Didik
Di dalam kegiatan belajar anak didik harus mendapat perhatian dan dorongan terhadap rangsangan belajar . untuk itu pendidik harus berupaya menimbulkan, mempertahankan dan menaruh perhatian serta dorongan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan belajar. Upaya itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a)   Memberikan tugas Rumah berkaitan dengan pelajaran agama islam.
b)   Membentuk kelompok belajar.
c)   Menambah jam pelajaran.
d)  Mengadakan persaingan atau kompetensi.
e)   Memberi nasehat tentang pentingnya belajar lebih dalam  agama terutama di era globalisasi dan teknologi yang sangat pesat/ canggih.
f)    Biasakan sebelum mengawali pembelajaran melakukan tadarus terlebih dahulu .
g)   Terapkan sistem satu murid satu juz / minggu .

2.2.2        Pendidik
Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik pendidikan agama islam , perlu ditingkatkan melalui cara sebagai berikut :
a.                   Mengikuti Penataran
Yang bertujuan untuk :
·         Mempertinggi mutu para pendidik dalam bidang posisinya masing-masing.
·         Meningkatkan efisiensi kerja menuju kearah tercapainya hasil yang oftimal.
·         Mengembangkan kegairahan kerja dalam meningkatkan kesejahteraan pendidik.
b.                  Mengikuti kursus-kursus pembelajaran
Dalam menambah wawasan pendidik agama islam disarankan juga mengikuti kursus terutama yang berkaitan dengan pendidikan agama islam seperti, bahasa arab , ilmu tauhid dll. Cakrawala pendidik harus luas dengan mengikuti perkembangan yang selama ini terjadi sejalan dengan semakin canggihnya teknologi, internet apalagi adanya sosial media . bentuk kursus itu sendiri tidak terbatas atau terikat, baik dilakukan secara individu maupun kelompok.
c.                   Memperbanyak membaca buku
Pendidik yang profesional tidak berpedoman pada satu buku saja guna menambah bahan materi yang akan disampaikan . dengan begitu pendidik tidak kehabisan bahan dan anak didik sendiri akan tertarik untuk terus mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru. Apalagi kalau guru mengolah kata yang baik, maka anak didik akan semakin cepat paham dam mengerti.
d.                  Mengadakan kunjungan kesekolah lain
Suatu stategi yang tepat, apalagi mengadakan studi banding guna bertukar pikiran dan pengalaman serta saling melengkapi dan mengatasi problem yang dihadapi. Dengan begitu kita mengetahui kekurangan sebagai kendala kita dan kelebihan kita. Sekaligus dapat meningkatkan mutu pendidikan yang baik dari pendidik agama islam.
e.                   Pemerintah harus menaikan gaji para guru pendidikan agama islam agar para pendidikan lebih fokus terhadap pendidikan dan profesinya sebagai seorang pendidik agama islam. Dengan demikian dinaikannya gaji para pendidik dapat mengembangkan potensi dirinya dengan membeli buku dan mengikuti kursus.
f.                   Harus ada perhatian dari lembaga pendidikan terhadap pendidik dalam artian lembaga mengusahakan untuk memberikan kesejahteraan para pendidik. Misalnya, para pendidik swasta pihak lembaga bisa memberi bayaran yang sepantasnya hal ini bisa diimplementasikan lewat swadaya masyarakat ( orang tua murid).
g.                  Pihak lembaga menyediakan buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan agama islam supaya guru bisa mengembangkah potensi dirinya lewat buku tersebut.

2.2.3   Kurikulum Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Upaya dari problem kurikulum pendidikan agama islam antara lain :
1.                  Menambah jam pelajaran
Alokasi waktu pembelajaran pendidikan agama islam yang terdapat dalam GBPP yang hanya 2 jam merupakan kendala, sebab materi yang disampaikan sangat banyak berdasarkan rumusan kurikulum yang ada. Oleh karena itu perlu penambahan waktu jam pelajaran. Penambahan jam pelajaran ini untuk mengimbangi padatnya isi kurikulum . adapun maksud dari tujuan ini agar materi agama islam yang disampaikan dapat terpenuhi sepenuhmya , pendidik mempunyai waktu yang cukup sehingga dapat menerangkan materi yang ada secara jelas dan gamblang sesuai yang direncanakan.
2.                  Menganjurkan belajar kelompok
Dengan belajar kelompok anak didik dapat saling bertukar pikiran dan anak didik yang belum paham dapat bertanya pada temannya yang sudah faham sehingga pendidik tidak perlu lagi mengulang-ulang materi yang disampaikan .
3.                       Menyesuaikan tingkat materi pembelajaran dengan kemampuan anak didik serta waktu yang tersedia .
2.2.4        Sarana dan Prasarana
1.                  Mampu menyediakan alat-alat pembelajaran secara mudah dan sederhana.
2.                  Menyediakan buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan agama islam seperti, buku-buku cerita nabi, juz Amma , Al-Qur’an , dll
3.                  Menyediakan media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi pelajaran yang diajarkan.
4.                  Membangun mushola .
5.                  Membangun kamar mandi tempat untuk berwudhu .


2.2.5        Lingkungan pembelajaran pendidikan agama islam
Lingkungan pembelajaran itu tidak hanya mengacu pada lingkungan dalam sekolah saja akan tetapi lingkungan sekitar tempat tinggal anak didik . teman sepergaulannya, dan keluarga terutama akan sangat berpengaruh sekali pada tingkah laku dan pola pikir anak. Untuk memantau kegiatan anak didik sehari-hari tidak mungkin dilakukan oleh pendidik sendiri tetapi adanya kerjasama dengan orang tua, dengan itu diharapkan adanya kerjasama antara pendidik dan orang tua dalam memantau tingkat pergaulan anak mengingat pada era medern seperti ini pengaruh negarive mempunyai banyak peluang dalam mempengaruhi pergaulan anak yang pada akhirnya akan mengakibatkan dampak negative terhadap pembelajaran pendidikan agama islam .
















     BAB III
   PENUTUP


3.1              Kesimpulan
Problematika pendidikan agama islam di sekolah adalah masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan agama dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.
Pendidikan Agama islam di sekolah berperan sebagai : pembentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan masyarakat yang seluruhnya , menjadi manusia yang beriman, bertaqwa , berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri serta menjadikan warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.
Dari beberapa problem – problem dalam pendidikan agama di sekolah adapun upaya untuk mengatasi problematika pelaksanaan pendidikan agama islam yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

3.2              Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca . dan sebelum kami menutup makalah ini kami memohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dalam menyusun makalah ini . akhirnya, segala fuji bagi Allah yang telah mencurahkan rahmat-nya dan menerangkan pikiran-pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini . Sebagai penutup kami sungguh berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin

Komentar

Postingan Populer